Senin, 21 Desember 2009

Pesan Natal Bersama PGI & KWI Tahun 2009



Pesan Natal Bersama PGI & KWI Tahun 2009
“Tuhan Itu Baik Kepada Semua Orang ...”
(bdk. Mzm. 145:9a)
Saudara-saudari yang terkasih,
Segenap Umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

(1) Dalam suasana kebahagiaan Natal sekarang ini, kembali Tuhan menyapa dan mengingatkan kita umat-Nya untuk merayakan Natal ini dalam semangat kedamaian, kebersamaan dan kesahajaan. Dengan mengucap syukur sambil melantunkan kidung Natal dan doa, kita merenungkan, betapa baiknya Tuhan dalam kehidupan kita! Ia yang telah lahir bagi kita manusia, adalah juga Dia yang telah menebus dosa kita dan mendamaikan kita dengan Allah, Bapa kita. Dengan demikian, Ia menyanggupkan kita untuk hidup bersama, satu sama lain dalam damai Natal itu. "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya"[1]. Kabar Gembira Natal itulah yang harus kita hayati dan wujud-nyatakan di dalam kehidupan kita bersama.

Tema Natal kita tahun ini adalah: “Tuhan itu baik kepada semua orang.” Tema ini hendak mengingatkan kita, bahwa sesungguhnya Allah menciptakan manusia menurut gambar dan citra-Nya[2]. Allah adalah Allah bangsa-bangsa[3]. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia”[4]. Allah mengasihi dunia dan manusia yang hidup di dalamnya dan manusia diperintahkan- Nya untuk mengolah dan menaklukkannya[5].

Sebagaimana kelahiran Yesus Kristus adalah bagi semua orang, maka umat Kristiani pun hidup bersama dan bagi semua orang. “Semua orang” adalah siapa saja yang hidup dan bertetangga dengan kita, tanpa membeda-bedakan, sebagaimana Allah, Bapa di surga, juga menyinarkan matahari-Nya dan menurunkan hujan-Nya kepada semua orang tanpa membeda-bedakan[6]. Di dalam interaksi kita dengan sesama, pemahaman ini meliputi semua bidang kehidupan. Yesus Kristus memerintahkan, agar kita mengasihi sesama seperti diri kita sendiri[7]. Itulah hakikat inkarnasi Ilahi di dalam diri Yesus Kristus yang adalah Manusia bagi orang lain. Kelahiran Yesus Kristus mendasari relasi kita dengan orang lain. Maka kita menjalin relasi dengan sesama, tanpa memandang suku, ras, agama dan golongan.

(2) Dalam semangat inilah kita merayakan Natal sambil merefleksikan segala peristiwa yang telah kita lalui di tahun 2009 seperti misalnya Krisis Ekonomi Global, Pemilihan Umum, Aksi Terorisme sampai dengan Bencana Alam yang melanda beberapa wilayah tanah-air kita. Segala peristiwa tersebut mengingatkan kita untuk senantiasa menyadari kebesaran Tuhan dan membuat kita rendah hati di hadapan-Nya. Tuhan itu baik, karena Ia memampukan kita melewati semua peristiwa tersebut bersama sesama kita manusia. Maka Natal ini juga hendaknya memberikan kita hikmah dalam merencanakan hari esok yang lebih baik, bagi manusia dan bagi bumi tempat tinggalnya. Manusia yang diciptakan sebagai puncak dan mahkota karya penciptaan Allah, tidak bisa dilepaskan dari dunianya. Sungguh, ”Tuhan itu baik bagi semua orang dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya”.[8]

Oleh karena itu, kala merayakan peringatan kelahiran Yesus Kristus, Tuhan kita, kami mengajak seluruh umat Kristiani setanah-air untuk bersama-sama umat beragama lain menyatakan kebaikan Tuhan itu dalam semangat kebersamaan yang tulus-ikhlas untuk membangun negeri tercinta kita. Sebagai bagian integral bangsa, umat Kristiani di Indonesia adalah warganegara yang secara aktif turut mengambil bagian dalam upaya-upaya menyejahterakan bangsa, karena kesengsaraan bangsa adalah kesengsaraan kita dan kesejahteraan bangsa adalah kesejahteraan kita juga. Dengan pemahaman solidaritas seperti itu, umat Kristiani juga diharapkan turut melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang baru Negara ini, demi terwujudnya keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata, termasuk juga demi terwujudnya upaya memulihkan keutuhan alam ciptaan yang menjadi lingkungan hidup kita. Merayakan Natal sebagai ungkapan penerimaan kedatangan Yesus Juruselamat, haruslah juga menjadi awal perubahan sikap dan tindakan untuk sesuatu yang lebih baik. Kedatangan Yesus bagi semua orang melalui karya-Nya, dahulu telah dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis dengan memaklumkan perubahan sikap dan tekad ini[9], baik melalui pewartaannya maupun melalui peri-hidupnya sendiri. Hal itu membuat mereka yang dijumpainya dan mendengar pewartaannya bertanya: “Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?”[10]

(3) Karena itu, melalui pesan Natal ini, kami mengajak seluruh umat Kristiani:
• untuk senantiasa menyadari kebaikan Tuhan, dan dengan demikian menyadari juga panggilan dan perutusannya untuk berbuat baik kepada sesamanya[11]. Kita dipanggil bukan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan, sehingga kita dikalahkan oleh kejahatan, melainkan untuk mengalahkannya dengan kebaikan[12], supaya dengan melihat perbuatan baik kita di dunia ini, orang memuliakan Bapa yang di surga[13].
• untuk melibatkan diri secara proaktif dalam berbagai upaya, terutama yang direncanakan oleh Pemerintah dalam program-program pembangunan manusia seutuhnya. Kita juga dipanggil untuk terlibat aktif bersama dengan gerakan-gerakan atau aspirasi-aspirasi lain, yang mempunyai keprihatinan tulus, untuk mewujudkan masyarakat majemuk yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keikhlasan dan solidaritas memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bersama.
• untuk ikut terlibat aktif dalam menyukseskan program-program bersama antara Pemerintah dan masyarakat demi keharmonisan hubungan manusia dengan manusia, tetapi juga antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya. Dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan dan keutuhan ciptaan, umat Kristiani hendaknya tidak hanya menjadi pelaku-serta saja, tetapi juga menjadi pemrakarsa.
Akhirnya, Saudara-saudari seiman yang terkasih, marilah kita berdoa juga bagi Pemerintah kita yang baru, yang dengan demokratis telah ikut kita tentukan para pengembannya, bersama dengan seluruh jajarannya dari Pusat sampai ke Daerah, agar mereka dapat menjalankan tugas mereka dengan baik.

Demikianlah pesan kami. Selamat Natal 2009 dan Selamat Menyongsong Tahun Baru 2010. Tuhan memberkati.


Jakarta, 10 November 2009
Atas nama,
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA(PGI):
Pdt. Dr. A.A.Yewangoe (Ketua Umum)
Pdt. Dr. R. Daulay (Sekertaris Umum)

KONFERENSI GEREJA WALI GEREJA INDONESIA (KWI):
Mgr. Dr. M.D. Situmorang, O.F.M.Cap. (Ketua Umum)
Mgr. Dr. J.M. Pujasumarta (Sekertaris Jendral)

Sabtu, 05 Desember 2009

Rekomendasi Rakernas APPSI 2-4 Desember 2009


Dalam penguatan penyelenggaraan pemerintahan di daerah, Para Gubernur dalam Rakernas APPSI yang dilaksanakan pada tanggal 2 s.d 4 Desember 2009 di Palangka Raya Kalimantan Tengah, dengan ini bersepakat memberikan usulan kepada pemerintah dalam bentuk rekomendasi, sebagai berikut :

  1. Dalam mengoptimalkan peran gubernur sebagai wakil pemerintah, para gubernur mendesak agar pemerintah mempertegas kedudukan, kelembagaan, dan peran gubernur dalam struktur organisasi di pemerintahan pusat, dengan menyempurnakan Undang–Undang Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara.
  2. Mengingat tanggung jawab gubernur yang berfungsi ganda, agar pemerintah mengalokasikan pendanaan yang cukup dari APBN untuk perangkat gubernur sebagai wakil pemerintah.
  3. Dalam rangka program pemerintah di bidang reformasi birokrasi, para gubernur sangat mendukung pelaksanaan program tersebut di pemerintahan daerah. Namun pemerintah perlu memikirkan konsekuensi pendanaannya, terutama pemberian remunerasi kepada aparat pemerintah daerah.
  4. Para Gubernur mendesak pemerintah agar mempercepat pelaksanaan pasal 108 Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, yang mengamanatkan pemerintah secara bertahap mengalihkan program dana dekonsentrasi menjadi dana alokasi khusus.
  5. Para gubernur menghimbau agar pemerintah memperbaiki formula Dana Alokasi Umum, khususnya alokasi bagi daerah yang berupa kepulauan.
  6. Para gubernur mendesak pemerintah agar mengatur secara tegas dalam Undang-Undang mengenai Badan Usaha Milik Negara tentang pemberian insentif kepada pemerintah daerah dari Badan Usaha Milik Negara yang beroperasi di daerah.
  7. Terhadap persoalan pemekaran daerah para gubernur berpendapat perlu dilakukan secara bertahap baik melalui masa transisi dengan membentuk “daerah persiapan” maupun melalui pentahapan pemberian kewenangan kepada daerah yang dibentuk. Para Gubernur juga sangat mendukung kebijakan yang akan diambil pemerintah untuk menunda sementara pembentukan daerah otonom baru (moratorium).
  8. Para gubernur bersepakat bahwa proses penyelenggaraan pemilihan kepala daerah perlu dibenahi guna menghindari terjadinya persoalan-persoalan seperti data pemilih tetap, percepatan proses penyelesaian konflik melalui jalur peradilan dan profesionalisme dan netralitas lembaga penyelenggara dan pengawas pemilihan umum kepala daerah secara langsung.
  9. Para gubernur mendesak pemerintah agar segera menyempurnakan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang dibarengi dengan penyempurnaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah, agar hasilnya dapat segera digunakan untuk kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah, disamping itu perlu juga segera disesuaikan Rancangan Undang-Undang mengenai Pemilihan Umum Kepala Daerah, dan Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Gubernur sebagai wakil pemerintah.
  10. Para Gubernur bersepakat untuk menindak lanjuti arahan Bapak Presiden mengenai peningkatan peran Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan cara pembentukan Gugus Tugas yang berfungsi menangani isu-isu strategis yang berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan program pemerintah, dan APPSI melaporkan kemajuan pelaksanaan masing-masing Gugus Tugas kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri. Untuk itu APPSI juga akan memperkuat Sekretariat APPSI dan Dewan Pakar.
  11. Para Gubernur mengusulkan agar pemerintah dapat merumuskan kembali sanksi yang lebih tegas berkaitan dengan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan kabupaten/kota.
  12. Para Gubernur sepakat bahwa dalam rangka mewujudkan stabilitas politik dan kondisi wilayah yang lebih kondusif untuk penyelenggaran pemerintahan daerah dan pembangunan diperlukan adanya Forum Musyawarah Pimpinan Daerah yang penyelenggaraannya dibebankan kepada APBN mengingat bahwa hal ini merupakan salah satu fungsi Gubernur sebagai Wakil Pemerintah.

Palangka Raya, 3 Desember 2009

Pimpinan Sidang,

a. Fauzi Bowo : Ketua
b. Teras Narang : Sekretaris
c. S.H. Sarundayang : anggota

Total Tayangan Halaman

ARTI SAKATIK

SELAMAT DATANG DI BLOG SAKATIK.COM
KATA SAKATIK DIAMBIL DARI BAHASA DAYAK NGAJU YANG MEMILIKI ARTI "SEBAGAI PEMBIMBING" ATAU BISA DIKATAKAN SEBAGAI "MENTOR/GEMBALA" BAGI SEMUA ORANG.
MELALUI BLOG INI SEMOGA DAPAT MENJADI SEBUAH SUMBER KEBAIKAN BAGI SEMUA ORANG.